Selasa, 31 Januari 2017

Waktu

WAKTU..…

Dia selalu ada dan datang menghampiri dan siap menemani…
Dia tak akan bersedih, manakala kita mengisi dan  menyambutnya dengan kekufuran dan kemaksiatan..
Dia juga tak akan bahagia, manakala kita mengisi dan menyambutnya dengan ketaatan dan ketaqwaan…
Dia hanya bisa melayani dan memberikan apa-apa yang akan kita lakukan padanya…
Dia tak bisa dimajukan atau dimundurkan barang sekejap, bahkan tak bisa pula dipercepat atau diperlambat….
Dia tak akan pernah kembali manakala telah berlalu dan terlepas….
Dia adalah WAKTU atau  MASA...

Saudaraku…
Sekecil apapun amal kebajikan itu akan ada balasannya, dan sekecil apapun amal keburukan itu pun akan ada adzabnya…
Bolehjadi kita merasa lelah dalam berbuat kebajikan, tapi kelelahan itu akan hilang dan kebajikan yang kita lakukan akan membahagiakan kita….
Atau boleh jadi kita merasa bahagia dalam berbuat kemaksiatan, namun kebahagian itu pun akan lenyap dan kemasiatan yang kita lakukan pasti akan menyengsarakan kita…

Karenanya…
Gunakanlah disisa waktu yang ada dengan sebaik-baiknya dalam ketaatan dan bersabar…
Gunakan waktu muda kita sebelum datangnya senja….
Gunakan waktu lapang kita sebelum datangnya kesempitan…
Gunakan waktu sehat kita sebelum datangnya sakit..
Gunakan waktu kaya kita sebelum datangnya kemiskinan…
Gunakan waktu kuat kita sebelum datangnya ketidak-berdayaan…

Saudaraku….
Sesungguhnya kita hanya memiliki waktu beberapa hari kedepan dan kita tak pernah tahu, tatkala satu hari lepas dan berlalu begitu saja, maka hilang dan berkuranglah waktu kita untuk memperbaiki dan membekali diri dengan amal-amal kebajikan kita…

Moga disisa-sisa waktu yang masih ada dapat kita gunakan dengan amal-amal kebajikan dalam ketaatan dan ikhsan kita kepada Allah semata dan bisa menghapus segala amal-amal salah dan keburukan diwaktu-waktu yang telalu berlalu….

Gunakan waktu dengan baik dan isilah dia dengan ketaatan, sebelum dia pergi meninggalkan kita.. dan tak pernah kembali..!

~abah al-faqiir

Senin, 30 Januari 2017

Al-Ankabut:41-45

Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar..

Firman Allah dalam QS. An-'Ankabut:41-45

مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ▪
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.

إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ▪
Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ▪
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.

خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ▪
Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mukmin.

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ▪
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Moga manfaat..
~abah al-faqiir

Sabtu, 28 Januari 2017

Menahan diri & Bersabar..

Menahan diri dan bersabar itu lebih baik..

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqaarah:153)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqaarah:155)

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". (QS. Al-Baqaarah:156)

أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqaarah:157)

Demikianlah janji Allah bagi mereka yang mampu menahan diri dan bersabar...

Moga manfaat..
~abah al-faqiir

Padam & Gelap...

Padam & Gelapp gulita....

Manakala kita mendengar atau membaca adanya sebuah pemberitahuan dari PLN akan adanya "Pemadaman Listrik Sementara" pada malam hari selama 8 jam terhitung mulai pukul. 18.00 s/d 01.00 dini hari...,

MasyaAllah..! Betapa repot dan sibuknya kita saat itu dengan bersegera mempersiapkan penerangan alternatif, seperti; lilin, lampu minyak, senter, emergency light, dsb..., agar kita tidak direpotkan dengan gelapnya malam di rumah kita...!

Dan malam itu..., mungkin ada diantara kita yang menggerutu dengan pemadaman listrik itu, karna beberapa aktivitas kita yang menggunakan tenaga listrik pun harus terhenti juga peralatan rumahtangga yang digerakan oleh tenaga listrikpun harus istirahat dari kegiatannya...
Saat itu pun kita hanya bisa berdiam diri bersama keluarga, kerabat, atau teman dalam keremangan malam tanpa bisa berbuat banyak...

Saudaraku...
Tanpa disadari, ternyata kita telah berlaku tidak adil terhadap diri kita sendiri.., kita telah menganiaya diri sendiri...! Betapa tidak..! Dengan pemadaman listri yang bersifat sementara (sesaat) itu saja kita langsung repot bersegera mempersiapkan penerangan-penerangan alternatif, karna takut akan gelapnya malam...!

Namun....,
> Bagaimana dengan gelapnya makam (kubur) kita kelak..?
> Bagaimana dengan gelap dan kelamnya hati kita..?
> Penerangan apa yang sudah kita persiapkan untuk gelapnya kubur dan hati kita..?
> Dapatkah lilin, senter, lampu,minyak dll untuk menerangi hati  dan kubur kita kelak..?

Hanya dengan ketaatan kepada Allah dan Rosulullah Shalallahu 'Alaihi Wasalam, semuanya menjadi terang dan mulia disisi-Nya.

57.28 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rosul-Nya (Muhammad), niscaya Allah memberikan dua bahagian dari rahmat-Nya kepadamu dan Dia menjadikan untuk mu cahaya yang kamu berjalan dengannya dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Yaitu, orang2 beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram"
(QS. Ar-Ra'd: 28)

"Karena itu, Ingatlah kamu kepada Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) Ku." (QS. Al-Baqaarah:152)

"Sebenarnyalah, barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia berbuat kebaikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya, dan tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka berduka cita" (QS.Al-Baqaarah:112)

“ Robbi auzidni an askhuro ni’matakallati an amta allaya wa ala wali dayya wa an a’mala sholikhan tardhohu wa ad khilni birrohmatika fi ibadikas sholikhin “ (an naml; 19)
Artinya : Ya Tuhan kami berilah aku ilham untuk selalu mensyukuri nikmatmu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan kepada kedua ibu bapakku dan mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridloi, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu kedalam golongan hamba-hambMu yang Sholeh. Aamiin

Moga manfaat..!
~abah al-faqiir

Jumat, 27 Januari 2017

Pelajari dan jarkanlah Qur'an

Jadikanlah Qur'an sebagai pegangan dan petunjuk hidup dalam menapaki kehidupan di atas  punggung bumi ini...

Baca, pelajari, dan ajarkan Al Quran...

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي عَلْقَمَةُ بْنُ مَرْثَدٍ قَال سَمِعْتُ سَعْدَ بْنَ عُبَيْدَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

2907. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah memberitahukan kepada kami, Alqamah bin Martsad mengabarkan kepadaku, ia berkata, aku mendengar Sa'ad bin Ubaidah bercerita, dari Abu Abdurrahman, dari Utsman bin Affan. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya." Shahih: Ibnu Majah (211); Al Bukhari.

Abu Abdurrahman berkata, "Hal itulah yang membuatku berada di tempatku ini." Ia juga mengajarkan Al Qur'an pada zaman kekhalifahan Utsman hingga sampai kepada Al Hajjaj bin Yusuf. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُكُمْ أَوْ أَفْضَلُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

2908. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Bisyr bin As-Sari menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Alqamah bin Martsad, dari Abu Abdurrahman As-Sulami, dari Utsman bin Affan, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik orang di antara kalian —atau yang paling istimewa di antara kalian—adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya. Shahih: Lihat hadits sebelumnya.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih" Seperti inilah Abdurrahman bin Mahdi dan lebih dan satu orang lainnya meriwayatkan hadits ini. dan Sufyan dan Syu"bah. dan Alqamah bin Martsad, dan Sa'ad bin Ubaidah, dan Abu Abdurrahman, dan Utsman, dari RasuJullah. Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami seperti hadits itu. Yahya bin Said menceritakan kepada kami, dari Sufyan dan Syu'bah. Muhammad bin Basyar berkata, "Seperti inilah Yahya bin Said menyebutkan hadits ini, dari Sufyan dan Syu'bah —lebih dari satu kali—, dari Alqamah bin Martsad, dari Sa'ad bin Ubaidah, dari Abu Abdurrahman, dari Utsman, dari Rasulullah. Muhammad bin Basyar berkata, "Sahabat-sahabat Sufyan tidak menyebutkan di dalam sanad-nya bahwa hadits ini dari Sufyan, dari Sa"ad bin Ubaidah." Muhammad bin Basyar berkata, "Hadits ini lebih shahih.". Abu Isa berkata, "Syu'bah menambahkan Sa'ad bin Ubaidah pada sanad hadits ini. Hadits dari Sufyan sepertinya lebih shahih." Ali bin Abdullah berkata, Yahya bin Said berkata, "Bagiku, tidak ada seorang pun yang menandingi Syu'bah. Namun, jika ia bertentangan dengan hadits Sufyan, maka aku akan lebih memilih ucapan Sufyan." Abu Isa berkata, aku mendengar Abu Ammar menyebutkan hadits dari Waki'. Ia berkata, Syu'bah berkata, "Sufyan lebih baik hapalannya dariku. Tidak ada satu hadits pun yang diceritakan Sufyan kepadaku yang berasal dari seseorang melainkan aku menanyakan kepada orang yang bersangkutan. Akan tetapi, aku mendapatkan keterangan yang sama dari orang lain dengan keterangan yang aku dapatkan darinya. Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Ali dan Sa'ad.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

2909. Qutaibah menceritakan kepada kami, Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ishaq, dari An-Nu'man bin Sa'ad, dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya. " Shahih; Seperti hadits sebelumnya

Abu Isa berkata, "Hadits ini tidak kami ketahui dari hadits Ali, dari Rasulullah selain dari hadits Abdurrahman bin Ishaq."

Moga manfaat...
~abah al-faqiir

Pelajari dan jarkanlah Qur'an

Jadikanlah Qur'an sebagai pegangan dan petunjuk hidup dalam menapaki kehidupan di atas  punggung bumi ini...

Baca, pelajari, dan ajarkan Al Quran...

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي عَلْقَمَةُ بْنُ مَرْثَدٍ قَال سَمِعْتُ سَعْدَ بْنَ عُبَيْدَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

2907. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah memberitahukan kepada kami, Alqamah bin Martsad mengabarkan kepadaku, ia berkata, aku mendengar Sa'ad bin Ubaidah bercerita, dari Abu Abdurrahman, dari Utsman bin Affan. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya." Shahih: Ibnu Majah (211); Al Bukhari.

Abu Abdurrahman berkata, "Hal itulah yang membuatku berada di tempatku ini." Ia juga mengajarkan Al Qur'an pada zaman kekhalifahan Utsman hingga sampai kepada Al Hajjaj bin Yusuf. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُكُمْ أَوْ أَفْضَلُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

2908. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Bisyr bin As-Sari menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Alqamah bin Martsad, dari Abu Abdurrahman As-Sulami, dari Utsman bin Affan, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik orang di antara kalian —atau yang paling istimewa di antara kalian—adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya. Shahih: Lihat hadits sebelumnya.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih" Seperti inilah Abdurrahman bin Mahdi dan lebih dan satu orang lainnya meriwayatkan hadits ini. dan Sufyan dan Syu"bah. dan Alqamah bin Martsad, dan Sa'ad bin Ubaidah, dan Abu Abdurrahman, dan Utsman, dari RasuJullah. Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami seperti hadits itu. Yahya bin Said menceritakan kepada kami, dari Sufyan dan Syu'bah. Muhammad bin Basyar berkata, "Seperti inilah Yahya bin Said menyebutkan hadits ini, dari Sufyan dan Syu'bah —lebih dari satu kali—, dari Alqamah bin Martsad, dari Sa'ad bin Ubaidah, dari Abu Abdurrahman, dari Utsman, dari Rasulullah. Muhammad bin Basyar berkata, "Sahabat-sahabat Sufyan tidak menyebutkan di dalam sanad-nya bahwa hadits ini dari Sufyan, dari Sa"ad bin Ubaidah." Muhammad bin Basyar berkata, "Hadits ini lebih shahih.". Abu Isa berkata, "Syu'bah menambahkan Sa'ad bin Ubaidah pada sanad hadits ini. Hadits dari Sufyan sepertinya lebih shahih." Ali bin Abdullah berkata, Yahya bin Said berkata, "Bagiku, tidak ada seorang pun yang menandingi Syu'bah. Namun, jika ia bertentangan dengan hadits Sufyan, maka aku akan lebih memilih ucapan Sufyan." Abu Isa berkata, aku mendengar Abu Ammar menyebutkan hadits dari Waki'. Ia berkata, Syu'bah berkata, "Sufyan lebih baik hapalannya dariku. Tidak ada satu hadits pun yang diceritakan Sufyan kepadaku yang berasal dari seseorang melainkan aku menanyakan kepada orang yang bersangkutan. Akan tetapi, aku mendapatkan keterangan yang sama dari orang lain dengan keterangan yang aku dapatkan darinya. Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Ali dan Sa'ad.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

2909. Qutaibah menceritakan kepada kami, Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ishaq, dari An-Nu'man bin Sa'ad, dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya. " Shahih; Seperti hadits sebelumnya

Abu Isa berkata, "Hadits ini tidak kami ketahui dari hadits Ali, dari Rasulullah selain dari hadits Abdurrahman bin Ishaq."

Moga manfaat...
~abah al-faqiir

Ling-eling siro manungso

Ling eling siro manungso...
(beserta maknanya)

Ling-eling siro manungso temenono anggonmu ngaji
Mumpung durung den rawuhi malaikat juru pati

Lailahaillallah almalikul haqqul mubin
Muhammadurrosulullah hodiqul wa’dil amin

Luwih loro luwih susah rasane wong neng neroko
Klabang kores kolojengking klabang geni ulo geni
Rante geni gada geni cawisane wongkang duroko
Gumampang dawuh pangeran dasar tan manut parentah tuan

Lailahaillallah almalikul haqqul mubin
Muhammadurrosulullah hodiqul wa’dil amin

Luwih mulyo luwih mukti rasane wong neng suwargo
Pitung puluh widodari kasur babut den cawisi
Cawisane wongkang bekti dawuh pengeran kang moho suci
Mukmin lanang mukmin wadon mukmin iku sedherek kula

Lailahaillallah almalikul haqqul mubin
Muhammadurrosulullah hodiqul wa’dil amin

Agami Islam agami kula kitab Qur’an panutan kula
Mukmin lanang mukmin wadon mukmin iku sedherek kula

Allahumma Sholli ‘ala Muhammad Syafi’il Anam
Wa alihi wa shohbihi Wasallim ‘ala dawaam

" Makna yang terkandung dari syiir diatas adalah bahwa selam kita masih hidup didunia ini, hendklah selalu menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan laranganya. Lakukan sholat tepat pada waktunya, bersedekah, perbanyak dzikir dan doa, perbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan kita patuh kepada ajaranya, kelak kita nanti di surga akan mendapat apa yang menjadi hak kita, kegembiraan dan kesenangan. Tetapi perlu diingat, jika apa yang Allah dan Rasul ajarkan ini kita ingkari, niscaya siksaan yang pedih siap menanti kita "

Marilah, selama kita masih kuat untuk berjalan, dan nafas masih terhembus, lakukan kebaikan, laksanakan rukun Islam dan rukun iman dengan baik. Perbanyak shalawat akan membuat hidup menjadi tenang, damai dan tentram.

آللّهُمَ صَلّیۓِ ۈسَلّمْ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓِ آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ  وصحبِه وَسَلَّمَ

~abah al-faqiir

Kamis, 26 Januari 2017

Ajal tak menunggu Taubat kita..

Ajal tak pernah menunggu taubat kita....

Boleh jadi malam ini adalah malam-malam terakhir kita menghirup udara dunia...

Abu Musa al-Asy’ari رضي الله عنه  menuturkan, Rosulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ  bersabda:
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla membentangkan tangan-Nya di waktu malam agar orang yang berbuat dosa di siang hari segera bertaubat. Dan Allah bentangkan tangan-Nya di waktu siang agar orang yang berbuat dosa di waktu malam hari segera bertaubat. Sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya.”
(HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/26] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Sementara dari Abu Hurairah رضي الله عنه  meriwayatkan, Rosulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ  bersabda:
“Semua umatku akan dimaafkan kecuali orang yang melakukan dosa secara terang-terangan. Termasuk perbuatan dosa yang terang-terangan yaitu apabila seorang hamba pada malam hari melakukan perbuatan (dosa) lalu menemui waktu pagi dalam keadaan dosanya telah ditutupi oleh Rabbnya, namun setelah itu dia justru mengatakan, ‘Wahai fulan, tadi malam saya melakukan ini dan itu’. Padahal sepanjang malam itu Rabbnya telah menutupi aibnya sehingga dia pun bisa melalui malamnya dengan dosa yang telah ditutupi oleh Rabbnya itu. Akan tetapi pagi harinya dia justru menyingkap tabir yang Allah berikan untuk menutupi aibnya itu.”
(HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/225]

Saudaraku..
Segerakanlah taubat manakala kita tergelincir atau pernah tergelincir dalam kubangan lumpur dosa, sebelum ajal datang menjemput dan karna kita tak pernah tahu kapan Sang pemutus kenikmatan dunia itu datang menghampiri...

Moga manfaat dan menjadi renungan diri...

~abah al-faqiir

Annas bin Malik ra

Sahabat Rosulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم
( ANAS bin MALIK رضي الله عنه  )

Sahabat Rosulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ satu ini, Anas bin Malik, adalah berada pada urutan ketiga terbanyak yang meriwayatkan hadits. Dan dia telah meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits, setingkat di bawah sahabat Abdullah bin Umar رضي الله عنه. Ayah Anas bin Malik رضي الله عنه bernama Malik bin Nadhir رضي الله عنه yang nasabnya bersambung dengan Adi bin Najjar رضي الله عنه.

Saat Anas kecil berusia 10 tahun, ibunya menyerahkan Anas kepada   Rosulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ untuk menjadi pelayan Beliau. Dan Rosulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ memanggil Anas dengan sebutan Dzal Udzunaini, yang artinya "yang punya dua telinga".

Anas bin Malik رضي الله عنه ini tidak ikut dalam perang Badar kala itu, karena usianya yang masih sangat muda. Namun, pada perang-perang yang lain, Anas bin Malik رضي الله عنه selalu mengikuti dan tampil berani di medan laga. Tatkala Abu Bakar رضي الله عنه bermusyawarah untuk mempergunakan tenaga Anas bin Malik رضي الله عنه, Umar bin Katthab رضي الله عنه sangat memuji usul tersebut dan berkata; "Anas bin Malik رضي الله عنه adalah seorang pemuda yang pandai menulis dan terkenal pula ketaqwaannya, karena dia lama bersahabat dengan Rosulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ."

Dan Ibnu Sirin berkata; "Anas bin Malik رضي الله عنه adalah orang yang paling baik dalam melaksanakan shalat, baik di rumah maupun dalam perjalanan." Sementara sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه berkata; "saya belum pernah berjumpa dengan orang yang seperti Ibnu Sulaim alias Anas bin Malik رضي الله عنه dalam melaksanakan shalat.
سُبْحَانَ اللّهُ

Demikian sekilas kisah tentang sahabat Rosulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ bernama Anas bin Malik رضي الله عنه. Moga manfaat bagi saudara-saudaraku semua.
آللّهُمَ صَلّیۓِ ۈسَلّمْ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓِ آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ  وصحبِه وَسَلَّمَ

~abah al-faqiir

Rabu, 25 Januari 2017

Mengenal Ujian Hidup

Mengenali ujian hidup..!

Sungguh ujian hidup itu adalah kepastian, dunia ini "daarul balaai" tempatnya ujian. karena itu jangan panik dg ujian musibah

21.35 كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan". (QS al Anbiya 35),

hanya nilainya yang berbeda beda:
1.Bagi hamba yang beriman yang taat, ujian itu untuk naik derajat disisi Allah, "Mereka meraih rahmat Allah karena kesabaran mereka"

2.156 الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
2.157 أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".  Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS al Baqoroh 156 - 157),

2. Bagi muslim, ma'siyat itu adalah peringatan

30.41 ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS Ar Rum 41),

3. Bagi orang kafir adalah persekot azab

32.21 وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَىٰ دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS as Sajadah 21),

4. Tetapi kafir, zholim, pelaku ma'siyat tidak kena musibah malah sukses. Jangan sekali kali iri pada mereka, itulah "istidraz" kesannya ni'mat sebenarnya azab tertunda, "Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh kenikmatan di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah apa yang telah mereka usahakan di dunia dan terhapuslah apa yg telah mereka kerjakan"

11.15 مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
11.16 أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS Hud 15-16).

Allahumma ya Allah jadikanlah kami hambaMu yang pandai membaca hikmah dibalik ujian Allah ini...aamiin.

آمِيْنَ آمِيْنَ آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.. آللّهُمَ آمِيْن يَا مُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ |

~abah al-faqiir

Hati yang Keras

Jangan Biarkan Hati ini Keras...

Saudaraku...
Disaat hati kita merasa gundah, sedih dan gelisah, maka berdzikirlah !!! Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah, hati akan menjadi tenteram. ( QS. Al-Ra`d: 28)

Mudah-mudahan kita selalu di bimbing-Nya, dalam menghadapi segala masalah yang kita hadapi. Aamiin

Faktor utama mengerasnya hati adalah karena jauhnya kita dari Allah, karena itu kita harus segera mencuci hati kita dengan cara bertaubat kepada Allah, yaitu dengan cara menghiba.

Allah  سبحانه وتعالى memuji kholilullah Ibrahim A.S yang senantiasa menghiba kepadaNya. “Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang penyantun, penghiba dan suka kembali (bertaubat) kepadaNya.”. (Q.S Hud :75).
 
~abah al-faqiir

Selasa, 24 Januari 2017

Beristghfarlah...

Beristighfarlah....

Istighfar merupakan sebuah amalan yang sangat dianjurkan bagi setiap manusia, sebab manusia itu tempatnya salah dan lalai, sebagaimana sabda Nabi Saw:

الاِنْسَانُ مَحَلُ الخَطَاءِ وَالنِسْيَانِ
“ Manusia adalah tempatnya salah dan lalai”

Tiada manusia yang tak pernah salah dan lalai, bahkan seorang Nabi pun pernah melakukan salah dan lalai. Sebaik baik manusia adalah mereka yang pernah bersalah dan lalai kemudian menyadari kesalahannya dan merubah kesalahannya dengan kebenaran.

Memuji kepada Allah adalah kewajiban bagi setiap hamba yang mendapatkan berbagi kenikmatan, diantaranya adalah nikmat iman, islam, rahmat dsb. Meski pujian adalah kewajiban hamba namun Allah tidak butuh terhadap syukur dan pujian manusia, sebab meski Allah tidak dipuji hambaNya, Allah yang Maha Sempurna tidak akan berkurang ketuhanan, dan kemuliaan-Nya.

Allah Swt memberikan janji bagi hamba yang mau memuji dan bersyukur kepadaNya dengan ditambahi kenikmatan dan mengancam hambaNya yang tidak mau memuji dan bersyukur kepadaNya, sebagaimana firman nya:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ
“Jika kalian bersyukur kepada ku niscaya akan aku tambahi nikmat untukmu, dan jika kamu ingkar (tidak mau bersyukur), sesungguhnya Adzabku adalah pedih” (QS.Ibrahim:7)

Seseorang yang mengenal Allah, akan merasakan kehidupan yang lapang walaupun bagaimana keadaannya. Seandainya ia seorang miskin ia akan sabar, sebab ia tahu bahwa dibalik kehidupan fana ini ada kehidupan baqa (abadi),

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
(QS. Al-A'laa :17-17)
tempat kenikmatan, seandainya ia seorang kaya ia akan bersyukur, sebab harta yang ada padanya sekarang ini, hanyalah titipan Illahi, yang diamanatkan kepadanya.

Seorang yang mengenal Allah akan selalu mengharap ridhaNYA dalam setiap perbuatannya, dalam perjalanan hidupnya, ia tidak akan berbuat sesuatu kecuali bila hal itu diridhai oleh Allah S.W.T. Lain halnya dengan orang yang tidak
mengenal Allah, ia berbuat berdasarkan kemauan syahwat dan kehendak hawa nafsunya. Jadilah hawa nafsunya Tuhan selain Allah, yang memerintah dan melarangnya…

Kenalilah ALLAH melalui Istighfar kita….
Rosulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ bersabda,

ًةَّرَم َنيِعْبَس ْنِم َرَثْكَأ ِمْوَيْلا ىِف ِهْيَلِإ ُبوُتَأَو َهَّللا ُرِفْغَتْسَأل ىِّنِإ ِهَّللاَو

“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)

Beliau Rosulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ  juga bersabda,

ٍةَّرَم َةَئاِم ِهْيَلِإ ِمْوَيْلا ىِف ُبوُتَأ ىِّنِإَف ِهَّللا ىَلِإ اوُبوُت ُساَّنلا اَهُّيَأ اَي

“Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

Bagaimana dengan kita...???
Moga manfaat dan nutrisi bagi iman, islam, dan ikhsaan kita. Aamiin

~abah al-faqiir

Sabtu, 21 Januari 2017

Berteman

Berhati-hatilah

Berhati-hatilah dalam mencari dan memilih teman. Memiliki dn memilih teman yang tidak membawa pada suatu kebaikan dan ketaatan kepada Allah, maka itu bukanlah teman yang baik.

Berkumpul dan berteman dengan orang-orang baik (sholih), niscaya kita akan menjadi baik...

Mari kita renungkan firman Allah berikut ini...
وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا بَلَىٰ وَلَٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ
Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. (QS.Az-Zummar:71)

قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۖ فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِين
Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. (QS.Az-Zummar:72)

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". (QS.Az-Zummar:73)

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ ۖ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِين
Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal". (QS.Az-Zummar:74)

Moga kita selalu dapat berkumpul dan dikumpulkan dengan orang-orang baik, berilmu, dan sholih. Aamiin

~abah al-faqiir

Minggu, 15 Januari 2017

Buku Kehidupan

BUKU KEHIDUPAN Kita...

Setiap buku itu memiliki 2 sampul penutup yaitu; 'sampul depan' (muka) dan 'sampul belakang'. Di dalam nya sudah tentu berisikan halaman-halaman, baik itu masih berupa lembaran-lembaran kertas putih (kosong) maupun telah berisikan tulisan cerita/kisah dari penulisnya...

Saudaraku..
Demikian pula kehidupan kita dalam menapaki hidup di atas punggung bumi ini bagaikan sebuah "BUKU"
Buku Kehidupan...
Setiap kita telah diberikan dan memiliki 'buku kehidupan' ini...
> Sampul depannya bergambar photo diri dan bertuliskan hari, tanggal, dan tahun kita terlahir di atas punggung bumi ini....
> Sementara Sampul belakangnya bergambar 'keranda' sebagai kendaraan terakhir yang akan mengantarkan kita menuju alam berikutnya dan bertuliskan akan waktu kita mengakhiri (meninggalkan) dunia ini. Dan setiap kita tidak pernah tahu kapan datangnya sang pemutus kenikmatan ini untuk menjemput kita....

Di dalam buku kehidupan ini telah berisikan halaman-halaman kosong berupa lembaran-lembaran fitrah yang masih putih bersih dan siap untuk digores dan ditulis dengan apa saja dan dengan warna tinta apa aja...! Semuanya tersarah kita, karna kita sendirilah penulisnya...

Hebatnya...., seburuk apapun goresan kehidupan pada lembar halaman sebelumnya, selalu tersedia lembar halaman baru selanjutnya yang masih putih bersih, tanpa cacat untuk memberikan kesempatan memperbaiki goresan-goresan prilaku buruk dan salah kita pada halaman sebelumnya....
Sayangnya kita juga tak pernah tahu tebal-tipisnya buku yang akan kita tulis itu dan berapa banyak jumlah halamannya....

Dan hanya Allah sajalah yang Maha Mengenggam dan Maha Mengetahui apa-apa yang tersurat dan tersirat dalam setiap tulisan-tulisan kehidupan yang kita goreskan pada buku kita itu...
Dengan Ar-Rahman dan Ar-Rohim-Nya, Allah selalu menyediakan hari yang baru dan indah untuk kita memperbaiki diri dan kembali kepada-Nya. Kita selalu diberi kesempatan baru untuk melakukan sesuatu yang benar dalam hidup kita setiap harinya. Kita selalu diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur kisah kehidupan kita kedepannya sampai saatnya kita mengakhiri kehidupan yang sudah ditetapkan-NYA.

Saudaraku...
Seorang penulis yang cerdas dan beruntung itu adalah penulis yang menjadikan 'kematian' sebagai sebaik-baiknya nasehat dan 'Taqwa' sebagai sebaik-baiknya bekal dalam menggoreskan alur tulisan kisah kehidupannya untuk kembali. Dan hanya kepada Allah sebaik-baiknya tempat kita kembali...

Sudah tentu dalam goresan tulisan kehidupan ini akan melewati lembar halaman 'suka' dan 'duka'..., maka nikmatilah kebahagiaan itu secukupnya dan rasakan kesedihan itu seperlunya, namun syukurilah lembar halaman buku kehidupan kita itu sebanyak-banyaknya...

Dan satu hal, jangan pernah kita lupa, untuk menjadikan Al-Qur'anul Kariim dan As-Sunnah sebagai acuan dan petunjuk dalam setiap tulisan kehidupan yang kita goreskan dan tanyakan selalu kepada Allah tentang apa-apa yang harus ditulis setiap harinya melalui doa-doa kita....

Agar pada saat kita sampai pada lembar halaman terakhir dari buku kehidupan kita, kita dapat mengakhiri tulisan kita dengan "KHUSNUL KHATIMAH" dan menjadi hamba yang mampu membuat Allah tersenyum atas tulisan kehidupan kita...

Dan buku kehidupan itu layak untuk dijadikan teladan bagi anak2 kita atau siapapun setelah kita nantinya. Aamiin.
"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa" (QS.Al-Baqaarah:02)
''Dan siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Maha Mulia.'' (QS.Al-Namli : 40).

Saudaraku...
Selamat menulis di buku kehidupanmu, dan tulislah rencana hidupmu dengan tinta kesabaran di atas lembaran-lembaran halaman Syukur, melalui goresan pena iman dan taqwa....
".... Barangsiapa yg bertaqwa kpd Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka2nya.
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap2 sesuatu.”
(QS. Ath-Thalaq:2-3)

~abah al-faqiir

Sabtu, 07 Januari 2017

Sepatu Lusuh

Sepenggal kisah dari Sepatu lusuhku

Saudaraku....
Suatu hari seorang alim sedang berjalan-jalan santai bersama
salah seorang dari santri-santrinya di sebuah desa....
Di tengah asyiknya berjalan seraya bercerita memberikan ilmu kepada santrinya, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh dibawah pohon yang rindang. Mereka yakin bila sepatu lusuh itu adalah milik pekerja kebun yang tengah bekerja di sana, akan segera menyelesaikan pekerjaannya.

Tiba-tiba muncul dibenak si santri untuk berbuat iseng ngerjain sepatu milik pekerja kebun itu dan berujar kepada gurunya:
“Maaf Kyai, bolehkah aku mencandai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi dibelakang pohon-pohon itu? Aku hanya ingin melihat reaksinya ketika dia datang tidak mendapatkan sepatunya kembali, bagaimana dia kaget kehilangan sepatu lusuh dan kecemasannya!”

Syekh yang alim dan bijak itu menjawab:
أَسْتَغفِرُاللهَ الْعَظيِمْ
“Santriku.., sungguh tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang
miskin, atau bersenang-senang diatas penderitaan dan cucuran airmata orang lain. Bukankah kamu seorang santriku dan lebih mampu dari tukang kebun itu, bukan?

Santrku..? Begini saja, bagaimana jika kamu menghibur kesenangan dirimu dengan membahagiakan orang lain? Kamu bisa saja
menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang kamu coba
memasukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian kamu saksikan bagaimana reaksi dari tukang kebun yang miskin itu”.

Si santripun tersentak hatinya lalu terdiam penuh takjub atas usulan gurunya. Seketika si santri langsung bergerak  dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu lusuh milik tukang kebun itu. Kemudian barulah dia bersembunyi
di balik semak-semak bersama gurunya sambil mengintip apa
yang akan terjadi dengan tukang kebun itu.

Tidak beberapa lama datanglah pekerja miskin itu sambil
mengibas-ngibaskan kotoran dari pakaiannya. Dia menuju tempat sepatunya yang ia tinggalkan sebelum bekerja.
Ketika ia mulai memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia jadi terperanjat, karena ada sesuatu yang mengganjal di dalamnya. Saat ia keluarkan ternyata….yang mengganjal itu beberapa lembar uang kertas. Dan sontak dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi beberapa lembar uang kertas yang sama.
Si tukang kebun miskin itu memandangi uang itu berulang-ulang, seakan ia tidak
percaya dengan penglihatannya.
Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru ia tidak
melihat seorangpun.
Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya, lalu ia berlutut sambil melihat ke langit dan menyungkurkan wajahnya bersujud menangis penuh rasa syukur. Dia berteriak
dengan suara tinggi, seolah-olah ia bicara kepada Allah ar rozzaq :

“Aku bersyukur kepada-Mu wahai Robbku. Wahai Yang Maha
Tahu bahwa istriku lagi sakit dan anak-anakku lagi kelaparan.
Mereka belum mendapatkan makanan untuk hari ini. Sungguh Engkau telah mengasihi dan menyelamatkan anak-anak dan istriku dari cemas dan kekawatiranku”.

Dia terus menangis dalam waktu cukup lama sambil memandangi
langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia Allah Yang Maha Pemurah.

Tanpa disadari si Santri menyucurkan air bening dari kedua sudut matanya penuh rasa haru dan dengan pemandangan yang ia lihat di balik persembunyiannya. Air matanya terus mengucur tanpa dapat ia bendung.

Ketika itu san guru yang bijak tersebut memasukkan pelajaran
kepada muridnya :

“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih
dari pada kamu melakukan usulanmu yang pertama dengan
menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”

Sang murid menjawab:
سُبْحَانَ اللّهُ وَالْحَمْدُلِلَّهِ وَلاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَ اَللّهُ اَكْبَرُ'

“Sungguh aku sudah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku, Kyai. Sekarang aku baru paham makna
kalimat yang dulu belum aku pahami sepanjang hidupku:

“Ketika kamu memberi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih banyak dari pada kamu menerimanya”.

Sang guru melanjutkan pelajarannya.
Dan sekarang ketahuilah santriku bahwa pemberian itu bermacam-macam bentuknya :

Memaafkan kesalahan orang di saat kamu mampu melakukan balas dendam itu adalah suatu pemberian.

Mendo’akan temanmu di belakangnya (tanpa
sepengatahuannya) itu adalah suatu pemberian.

Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk darinya itu juga suatu pemberian.

Menahan diri dari membicarakan aib saudaramu dibelakangnya itu adalah pemberian lagi.

Ini semua adalah pemberian, supaya kesempatan untuk berbagi dan memberi tidak dimonopoli oleh orang-orang kaya saja.
Jadikanlah semua ini pelajaran dan nutrisi bagi Iman, Islam dan Ikhsaan kepada Allah dalam ketaatan kepada-Nya...!

Semoga bermanfa'at..
"Menahan diri dan bersabar"

~abah al-faqiir

Minggu, 01 Januari 2017

Khusuk Dalam Sholat

KHUSYUK DALAM SHALAT ... ?

Seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf, dia sangat wara’ dan sangat khusyuk shalatnya. Namun dia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyuk.

Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Isam dan bertanya : "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan shalat?"

Hatim berkata : "Apabila masuk waktu shalat aku berwudhu' Dhahir dan Bathin."

Isam bertanya : "Bagaimana wudhu' Dhahir dan Bathin itu?"

Hatim berkata : "Wudhu' Dhahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu' dengan air. Sementara wudhu' Bathin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :

1. Bertaubat
2. Menyesali dosa yang dilakukan
3. Tidak tergila-gila akan dunia
4. Tidak mencari / mengharap pujian orang (riya’)
5. Tinggalkan sifat berbangga diri
6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu
7. Meninggalkan sifat dengki

Seterusnya Hatim berkata :

"Kemudian aku pergi ke masjid, aku bersiap shalat dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di hadapanku, syurga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian ‘Sirratul Mustaqim’ dan aku menganggap bahwa shalatku kali ini adalah shalat terakhirku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.

Setiap bacaan dan do’a dalam shalat ku fahami maknanya, kemudian aku ruku’ dan sujud dengan tawadhu’, aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bershalat selama 30 tahun."

Tatkala Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.
Subhanallah..

Moga kita manfaat dan bisa khusuk mengamalkannya

~abah al-faqiir

Katanya

QS. Al-Ankabuut:12, Allah berfirman...

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا اتَّبِعُوا سَبِيلَنَا وَلْنَحْمِلْ خَطَايَاكُمْ وَمَا هُمْ بِحَامِلِينَ مِنْ خَطَايَاهُمْ مِنْ شَيْءٍ ۖ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

Waqala allatheena kafaroo lillatheena amanoo ittabiAAoo sabeelana walnahmil khatayakum wama hum bihamileena min khatayahum min shayin innahum lakathiboona

(Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: "Ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu", dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta).
Astaghfirullah...

~abah al-faqiir

QS. Al-Baqaarah:255

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar".
(QS. Al-Baqaarah:255)

Al-Hasr:22-24

Setiap Muslim yang beriman, haruslah tetap berpegang teguh terhadap keyakinannya. Para ulama mendefinisikan bahwa iman harus memenuhi tiga pilar;

1) pembenaran dalam hati (al-tashdiq bi al-qalb),
2) pernyataan dengan lidah (al-iqrar bi al-lisan)
3) dan perbuatan anggota tubuh (al-‘amal bi al-arkan).

Orang yang telah percaya (tashdiq) dianggap benar kepercayaannya jika kepercayaan itu diikuti dengan qabul (penerimaan), muwalah (kesetiaan), dan idh’an (ketundukan/ketaatan).

~abah al-faqiir