#...Alqamah si Anak durhaka..#
Saudaraku..
Ibu adalah sumber kasih sayang yang melimpah luar biasa bagi sang anak. Sesuai dengan fitrahnya, tidak mungkin seorang anak berani melawan, mendurhakai, dan menyakiti hati ibunya.
Memiliki seorang ibu sesungguhnya merupakan kebanggan, karena pada umumnya ibu sangat memperhatikan dan menyayangi anak-anaknya.
Oleh sebab itu, seorang anak harus selalu bersyukur (berterima kasih) kepada Allah SWT dan kedua orang tuanya, khususnya ibu, yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, menyayangi, mendidik, dan mendewasakan sang anak dengan penuh kelembutan....
> Pernahkah kita membentak atau berkata 'ah..!' Pada ibu kita?
> Pernahkah kita mengecewakan atau menyakiti hati dan perasaannya?
> Pernahkah kita mengabaikan atau mengesampingkan nasehatnya?
> Sudahkah kita memuliakan dan membahagiakan ibu kita?
> Sudahkah kita berprilaku atau menghormati dan bertutur kata yang menyejukan hatinya?
Saudaraku...
Tidak selayaknya anak mengecewakan, menyakiti hati, apalagi mendurhakainya. Dengan kata lain, seseorang yang berbuat jahat, maksiat, korupsi, dan sebagainya sejatinya sudah kehilangan inspirasi sang ibu.
Berikut kisah 'Alqamah' si Anak durhaka....
Kisah seorang anak yang durhaka kepada seorang ibunya ini menceritakan seorang sahabat nabi saw yang bernama Alqamah. Alqamah adalah seorang pemuda yang taat beribadah, rajin melaksanakan shalat fardu dan shalat sunat, dia juga banyak berpuasa dan suka bersedekah.
Pada suatu ketika Alqamah pun jatuh sakit. dan sakitnya pun bisa dibilang sakit keras. melihat kondisi sakitnya. istri alqamah pun merasa kasihan dan akhirnya dia mengirim utusan kepada baginda Nabi Muhammad saw untuk memberitahukan kondisi sakitnya Alqamah.
Mendengar kabar demikian, maka rasululloh saw mengutus 3 orang sahabatnya untuk melihat kondisi sakitnya. dan nabi saw pun bersabda kepada 3 orang sahabatnya tadi "pergilah kalian kerumahnya Alqamah dan talqin-lah untuk mengucapkan LAA ILAHA ILLALLAH" maka beragkatlah mereka ke rumah Alqamah, ternyata saat itu dia sudah dalam keadaan kritis, maka segeralah mereka men-talqinnya, namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan lafal ' laa ilaha ilallah'.
Maka mereka (utusan Nabi) pun kembali menghadap baginda Nabi saw dan melaporkan keadaannya alqamah serta kondisinya. mendengar laporan dari para sahabatnya, maka nabi saw pun bertanya,"apakah dia masih mempunyai ke 2 orangtua?". Dan ada yang menjawab, "ada wahai Rasululloh, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah tua renta,"
maka rasul pun mengirim utusan untuk menemui ibunya Alqamah, dan beliau berkata kepada utusan itu, "katakan kepada ibunya, jika dia masih mampu berjalan untuk menemui Rasululloh saw maka datanglah, namun jika tidak ,maka Rasululloh saw sendiri yang akan datang menemuinya."
Pada saat utusan itu sudah sampai di rumahnya ibu alqamah, maka mereka pun mengatakan apa yang di pesankan atau di perintah kan oleh baginda nabi Muhammad saw, mendengar pesan tersebut maka ibu alqamah pun berkata, "sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasululloh saw"
Ibu Alqamah pun berangkat bersama dengan para utusannya Nabi saw dengan berjalaan memakai tongkat, untuk menemui Rasululoh saw, dan sesampainya di tempatnya baginda Nabi saw. ibu Alqamah pun mengucapkan salam dan Nabi saw pun menjawab salamnya, lalu baginda nabi saw pun bersabda kepadanya,"wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku, dengan jujur sebab jika engkau berbohong maka akan datang wahyu dari Allah swt yang akan meberitahukan kepadaku, tentang bagaimana sebenarnya keadaan putra mu Alqamah?"
Ibu Alqamah pun menjawab," wahai Rasululloh, dia rajin mengerjakan shalat, banyak berpuasa dan banyak bersedekah," lalu Rasululloh bertanya," lalu apa perasaanmu padanya?" ibunya menjawab," saya marah padanya wahai Rasululloh," dan Rasululloh pun bertanya lagi,"kenapa?". ibunya pun menjawab," wahai Rasululloh, dia lebih mengutamakan istrinya di banding kepada ibunya dan diapun durhaka kepadaku,"
Rasululloh saw pun bersabda, "wahai ibu Alqamah, sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga dia tidak bisa mengucapkan syahadat."kemudian beliau bersabda,"wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak," si ibu berkata,"wahai Rasululloh , apa yang akan Engkau perbuat?"
Nabi pun menjawab,"saya akan membakarnya dihadapanmu." sang ibu pun menjawab,"wahai Rasululloh, saya tidak akan tahan melihatnya jika Engkau membakar anakku dihadapanku" maka Rasululloh pun menjawab,"wahai ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah itu lebih pedih dan langgeng, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqamah, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau ibunya masih marah kepadanya," maka ibu Alqamah pun berkata,"wahai Rasululloh, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir pada saat ini, bahwa saya telah ridho pada anakku Alqamah," maka rasul pun berkata kepada Bilal, "wahai Bilal pergilah ke rumah Alqamah dan lihat apakah dia sudah bisa mengucapkan syahadat atau belum, barangkali ibu Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan keluar dari hatinya, barangkali saja dia merasa malu kepadaku."
Kemudian Bilal pun pergi kerumah Alqamah, dan dia pun mendengar Alqamah mengucapkan 'laa ilaha illallah', dan Bilal pun masuk dan berkata,"wahai sekalian manusia sesungguhnya kemarahan ibunya kepada Alqamah telah menghalangi lisannya, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat dan ridha ibunya telah menjadikan Alqamah mampu mengucapkan syahadat.dan Alqamah pun meninggal setelah mengucapkan syahadat."
Selanjutnya Rasul pun memerintahkan agar mayyit Alqamah di mandikan serta di kafani, kemudian beliau menshalatkannya dan menguburkannya. Dan Beliau pun bersabda," wahai sekalian kaum muhajirin dan anshar,barang siapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat dan sekalian manusia, Allah tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertaubat serta berbuat baik pada ibunya serta meminta ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya serta kemarahan Allah tergantung pada kemarahan ibunya.
Sedemikian pentingnya inspirasi sang ibu, sehingga Rasulullah SAW mengharuskan anak berbakti kepada ibu sebagai prioritas utamanya.
Diriwayatkan Abu Hurairah, ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah SAW, lalu bertanya: “Siapakah manusia yang paling berhak aku perlakukan dengan baik (berbuat baik kepadanya)?”
Rasulullah menjawab: “Ibumu”. Orang itu bertanya lagi: “Lalu siapa?” Rasul menjawab: “Ibumu”. Orang itu bertanya lagi: “Lalu siapa?” Rasul menjawab: “Ibumu”. Orang itu masih bertanya lagi: “Lalu siapa lagi”. Rasul menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Muslim)
Islam memang sangat memuliakan orang tua, terutama ibu, karena jasanya yang tak terkira dan tidak mungkin dapat dibalas dengan apapun. Karena itu, durhaka kepada salah satu atau kepada keduanya, lebih-lebih kepada sang ibu, merupakan dosa besar.
Inspirasi sang ibu hendaknya menjadi renungan dan refleksi bagi kita semua agar kita selalu menjadikan sang ibu sebagai sumber motivasi dan cinta yang melimpah, sehingga kita memiliki etos fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan), bukan fastabiqul ma’ashi wal munkarat (berlomba-lomba dalam kemaksiatan dan kemunkaran).
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا.
“Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”.
(Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil).
Moga manfaat untuk lebih berbhakti dan menyayangi ibu kita...!!!
آمِيْنَ آمِيْنَ آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.. آللّهُمَ آمِيْن يَا مُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ •
~abah al-faqiir