#...Berbaktilah....#
Jalan yang haq dalam menggapai ridha Allah ‘Azza wa Jalla melalui orang tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya. Sebagaimana tersurat dalam al-Israa’ ayat 23-24, Allah Ta’ala berfirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” [Al-Israa’ : 23-24]
Ridha Allah Bergantung Kepada Ridha Orang Tua
Sesuai hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, disebutkan:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“Darii ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”
Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (no. 2), Ibnu Hibban (no. 2026 al-Mawaarid), at-Tirmidzi (no. 1899), al-Hakim (IV/151-152), ia menshahihkan atas syarat Muslim dan adz-Dzahabi menyetujuinya. Syaikh al-Albani rahimahullaah mengatakan hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh mereka berdua (al-Hakim dan adz-Dzahabi).
Saudaraku..
> Pernahkah kita membentak atau berkata 'ah..!' Pada ibu kita?
> Pernahkah kita mengecewakan atau menyakiti hati dan perasaannya?
> Pernahkah kita mengabaikan atau mengesampingkan nasehatnya?
> Sudahkah kita memuliakan dan membahagiakan ibu kita?
> Sudahkah kita berprilaku atau menghormati dan bertutur kata yang menyejukan hatinya?
Jangan tunggu ibu kita menutup kedua matanya dan manakala telah tertutup kedua mata sang ibu, maka hilanglah satu keberkahan Allah buat kita. Bukankah Ridha Allah Bergantung Kepada Ridha Orang Tua. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, disebutkan:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”
Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (no. 2), Ibnu Hibban (no. 2026 al-Mawaarid), at-Tirmidzi (no. 1899), al-Hakim (IV/151-152), ia menshahihkan atas syarat Muslim dan adz-Dzahabi menyetujuinya. Syaikh al-Albani rahimahullaah mengatakan hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh mereka berdua (al-Hakim dan adz-Dzahabi).
Dan suatu ketika Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepada seseorang,“Apakah engkau takut masuk neraka dan ingin masuk ke dalam surga?” Orang itu menjawab, “Ya.” Ibnu Umar berkata,“Berbaktilah kepada ibumu. Demi Allah, jika engkau melembutkan kata-kata untuknya, memberinya makan, niscaya engkau akan masuk surga selama engkau menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Bukhari)
Tidaklah selayaknya anak mengecewakan, menyakiti hati, apalagi mendurhakainya. Dengan kata lain, seseorang yang berbuat keburukan, maksiat, kemungkaran, dan sebagainya, itu sesungguhnya dia telah kehilangan keberkahan dari sang ibu.
Sedemikian pentingnya berbakti pada sang ibu, sehingga Rasulullah SAW mengharuskan anak untuk selalu berbakti kepada ibu sebagai prioritas utamanya. Dan telah diriwayatkan Abu Hurairah, ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah SAW, lalu bertanya: “Siapakah manusia yang paling berhak aku perlakukan dengan baik (berbuat baik kepadanya)?”
Rasulullah menjawab: “Ibumu”. Orang itu bertanya lagi: “Lalu siapa?” Rasul menjawab: “Ibumu”. Orang itu bertanya lagi: “Lalu siapa?” Rasul menjawab: “Ibumu”. Orang itu masih bertanya lagi: “Lalu siapa lagi”. Rasul menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Muslim)
Islam memang sangat memuliakan orang tua, terutama ibu, karena jasanya yang tak terkira dan tidak mungkin dapat dibalas dengan apapun. Karena itu, durhaka kepada salah satu atau kepada keduanya, lebih-lebih kepada sang ibu, merupakan dosa besar.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan di-panjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyam-bung silaturrahimnya.”
Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5985, 5986), Muslim (no. 2557), Abu Dawud (no. 1693), dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu.
Doa dan restu sang ibu hendaknya menjadi renungan dan refleksi bagi kita semua agar kita selalu menjadikan sang ibu sebagai salah satu sumber keberkahan dan cinta yang melimpah, sehingga kita memiliki etos fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan), bukan fastabiqul ma’ashi wal munkarat (berlomba-lomba dalam kemaksiatan dan kemunkaran).
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا.
“Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”.
(Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil).
Moga manfaat untuk lebih berbhakti dan menyayangi ibu kita...!!!
آمِيْنَ آمِيْنَ آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.. آللّهُمَ آمِيْن يَا مُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ •
~abah al-faqiir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar